Candu

3:27:00 PM Fajria Anindya Utami 0 Comments

Merasa kecanduan, ketergantungan dan gak bisa lepas dari pasangan yang udah ninggalin kamu itu ternyata BUKAN karena kamu ketergantungan sama dia nya. Tapi, sama RASA dan SENSASI dari KOKTAIL BIOKIMIA tubuh yang secara alami terjadi di dalam hubungan.

Padahal, ngejalin hubungan itu gak perlu komunikasi setiap saat. Yang penting tau hatinya buat siapa, rindunya buat siapa dan cintanya buat siapa.

Kamu bukan ketergantungan atau nagih sama orangnya tapi NAGIH sama rasa dan sensasi yang ada di dalam hubungan itu.


Eh, tunggu... itu pasangan atau morfin kok bikin nagih? :(


Karena faktanya, yang ditinggalin akan jauh lebih sulit untuk move on daripada yang ninggalin.

Padahal, pasangan yang berkualitas itu pasangan yang sadar komitmen, bukan cuma sadar status. Pasangan yang berkualitas itu biarpun keliatan kayak mau pergi, kayak sibuk banget dan gak ada waktu buat kamu, sok cuek sekalipun but s/he will stay without you're asking for. Sekalipun dalam amarahnya dia terlihat akan pergi, sebenernya dia gak akan pernah pergi. 

Pasangan yang berkualitas itu yang mau kerja sama dan kompromi. Yang bisa jadi partner tanpa khawatir ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Yang bisa cari jalan tengah untuk segala permasalahan. Dia gak akan ngebiarin kamu susah payah sendirian. Dengan segala yang dia bisa, dia akan bantu kamu keluar dari kesulitan.

Pasangan yang berkualitas itu yang tau kalau dalam setiap hubungan ada masa pasang-surut perasaan. Ada masa jenuh, bosen, perasaan berkurang dan kayak mau nyerah. Tapi pasangan yang berkualitas mau nyari celah buat keluar dari zona surut itu buat kembali ke zona nyaman dan amannya mereka. Se-menyebalkan apapun kebiasaan pasanganmu, biarpun kamu jadi sering ngomel, ngedumel dan mencak-mencak, kalau kamu udah bisa jadi pasangan yang berkualitas, hal itu gak akan ngebuat kamu ninggalin dia.

Pasangan yang berkualitas itu yang sama-sama punya SKILL untuk jatuh cinta setiap harinya. Yang memutuskan untuk hanya jatuh cinta pada satu orang yang sama setiap harinya. Hal itu bukan naluriah atau tergantung pasangannya TAPI tergantung SKILL kamu untuk bisa jatuh cinta setiap hari dengan pasangan atau enggak. Baiknya, dengan kamu punya SKILL ini, kamu gak akan tertarik sama makhluk lain selain pasanganmu. Yang kamu rasakan nantinya hanya rasa syukur dikirim manusia seperti dia.

Pasangan yang berkualitas itu pasangan yang pengertian, yang selalu nyoba untuk liat sisi lain pasangan disaat sisi buruk atau kejelekan pasangan muncul. Dia mungkin akan gondok, kesel, benci sekalipun, tapi itu cuma sesaat. Karena dia punya SKILL itu tadi untuk terus mencintai pasangannya. Dia gak akan pernah lupa sensasi pertama kali kenapa bisa dia jatuh cinta kepada pasangannya.

Menurut @lexdepraxis, orang yang belum bisa ngebangun kualitas hubungan, yang berani memutuskan hubungan hanya karena alasan jenuh atau gak cocok, sangat amat tidak disarankan untuk menikah karena dia belum bisa melatih SKILL itu tadi.

Oh ya, Lex dePraxis itu seorang coach love yang baru aja menikah. Pernikahannya sempet heboh karena dia memutuskan menggunakan uang resepsi pernikahannya untuk tour keliling Eropa dibanding bikin pesta mewah dan megah. Bukan berarti dia gak ngadain syukuran sih, syukuran  pernikahan tetap ada tapi hanya kerabat tertentu aja.

Keren ya!

0 comments:

Organisasi Mahasiswa

2:29:00 PM Fajria Anindya Utami 0 Comments


Dari semester satu, gue udah memutuskan untuk aktif di kampus dengan pertama kali memasuki Unit Aktivitas Mahasiswa (Unitas) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Gue aktif di Unitas selama satu tahun dan dua periode kepemimpinan yaitu yang pertama bersama Kak Nurul Afifah (Kak Ipeh) lalu yang kedua adalah Kak Putri Saribah Sanaky (Kak Naky). Cara mereka memimpin jelas berbeda.
Kalau Kak Ipeh tegas banget dan bener-bener nyuruh kita sadar porsi, sadar tugas dan jobdesc setiap acara. Kalau Kak Naky cukup tegas juga tapi selama kepemimpinan Kak Naky, kita lebih santai dan gak terlalu diburu-buru.

Overall, kalau boleh jujur, gue lebih suka masa Kak Ipeh karena tenaga dan otak gue jadi optimal dan maksimal.

Kurang lebih inilah acara-acara selama gue ikut Unitas:

1. Fit and Proper Test Unitas 2015-2016



2. English Camp


3. Bedah Film Sastra 'The Merchant of Venice'

(Kebetulan Ami dan Pepe jadi MC)

4. Musyawarah Unitas (Pergantian Kepemimpinan Kak Ipeh menjadi Kak Naky)

5. Go Overseas in a Day (Ami jadi Moderator disini)


 6. Latihan Kepemimpinan Mahasiswa


(Sebel banget Ami tepar pas LKM jadi gak bisa mengoptimalkan jiwa kepemimpinan deh)

7. Seminar Public Relation

(Om Henry Manampiring sama Bang Marco Ivanos loh pembicaranya :p)

8. Musyawarah Unitas (Pergantian Kepemimpinan Kak Naky menjadi Maulana Yusuf)



Dan…. Saat ini Alhamdulillah gue udah naik tingkat organisasi yakni dengan menjadi pengurus di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni.

Hal yang gak gue duga adalah…. Gue di amanahkan menjadi Wakil Ketua 2 BEM FBS! Awalnya gue pikir karena gue masih semester 3, gue cuma bakal jadi anggota atau syukur-syukur kepada divisi. Ternyata….. jeng-jeng-jeng, langsung jadi Wakil Ketua!

*nyengir kampret gue langsung*

Ini amanah yang sebenernya bikin gue seneng karena iu berarti gue dipercaya oleh Kak Ipeh (Ketua BEM FBS saat ini) untuk memperkuat dan mempererat tim apalagi gue diterima (dan langsung jadi waka 2) tanpa fitpro dan foto copy sertifikat LKM belom gue serahin!

(Kak, nanti di rapat selanjutnya gue bawa foto copy sertifikat LKM)

Dan….. saat ini gue lagi merasa bersalah karena gak bisa ikut Musyawarah Mahasiswa di Curug Cilember. Gue sedih karena gak bisa kenal deket sama ormawa lain padahal itu salah satu acara untuk mempererat kebersamaan dengan ormawa lain. Terlebih, gue baru aja dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Ketua 2 BEM! Kalo gue gak muncul ke permukaan, ormawa lain bisa mempertanyakan keberadaan dan kerjaan gue.

Jadi……. Gue memutuskan untuk terus amanah, solid dan professional dalam mengemban tugas! Bismillah semoga aja urusan kerjaan dan kuliah gak ikut terhambat. Malah gue bisa makin multi-talented dan makin bisa manage waktu dengan baik.


Dan untuk acara-acara selanjutnya semoga aja gue bisa ikut.

Aamiin!

So, guys, semangat berorganisasi! Karena dari organisasi inilah, soft-skill kalian bisa terlatih dengan baik dan jiwa kepemimpinan kalian bisa terasah!

Semangat!

0 comments:

Mata

2:29:00 PM Fajria Anindya Utami 0 Comments

Ada yang bilang, mata itu pancaran jiwa, hati dan kepribadian yang sebenarnya. Sejujurnya, gue mau setuju sama hal itu. Lewat mata, kesungguhan, keseriusan, pembawaan, konsistensi, semuanya terpancar dengan jelas. Bahkan baik-buruknya seseorang juga terpancar lewat mata.

Ada hal yang baru gue ketahui hari ini tentang mata seseorang yang akhirnya gue sadar sesuatu. Setiap orang emang punya sisi buruk. Punya sisi judgemental, punya sisi gak suka sama orang, punya sisi sombong, belagu, ya pokoknya yang buruk-buruk lah ya. Tapi cuma sebagian orang yang sadar kalau nunjukin sisi buruk itu gak bagus.

Bukan berarti pencitraan, tapi memperlakukan orang lain dengan baik, bertutur kata dengan baik, berbicara seperlunya, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya merupakan hal yang seharusnya dilakukan oleh semua orang.

Kamu gak suka sama kekurangan orang lain kayak misalnya dia (maaf) fisiknya jelek. Itu bukan salah dia, juga bukan salah Tuhan yang udah buat dia sedemikian rupa tapi memang begitu adanya tinggal kitanya aja mau terima dia apa adanya di lingkungan atau enggak. Jangan sampai ngejauhin orang lain cuma karena kekurangan itu. Jangan sampai gak mau berhubungan sama sekali sama dia karena hal itu.

Setiap orang punya peran dan porsinya masing-masing dalam hidup ini. Perlakukanlah orang lain dengan baik sebagaimana kamu berharap untuk diperlakukan. Caramu memperlakukan orang lain merupakan cerminan kualitas dirimu. Tutur katamu juga demikian adanya.

Dan semua itu akan terpancar lewat mata.

Seorang psikolog, atau seseorang yang memang diberkahi karunia Tuhan untuk bisa membaca karakter seseorang lewat mata, pasti bisa melihat itu semua.
Itulah kenapa kualitas diri dapat terpancar lewat mata.

0 comments:

A Letter to My Imaginary Child

2:22:00 PM Fajria Anindya Utami 0 Comments

Well, terinspirasi dari Om Piring.

Halo, Nak…

Ibu gak tau mungkinkah surat ini bisa sampai padamu nanti. Tapi, kurang lebih inilah isi hati ibu untukmu.

Nak, ibu mungkin nanti bukanlah ibu yang sempurna. Ibu bisa jadi penuh kekurangan yang akan selalu ibu coba untuk tutupi dengan kelebihan yang ibu punya. Ibu sadar, ibu adalah seseorang yang sekalinya terpuruk, bisa sulit untuk bangkit. Butuh ribuan motivasi dan dorongan dari orang lain untuk ibu bangkit.

Mungkin kamu pikir, ibu adalah orang yang lemah. Tapi ibu selalu coba untuk jadi pribadi yang kuat.

Nak, kehidupan itu keras. Nanti, kamu harus bisa jadi orang yang tegas tanpa kekerasan. Kamu harus punya manner dan attitude yang baik. Jadilah pribadi yang baik kepada semua orang. Jadilah pribadi yang penyayang terhadap apapun.

Ibu tau buah jatuh gak jauh dari pohonnya. Mungkin aja nanti kepribadian ibu yang mudah kalut, mudah ketakutan sama pikiran sendiri, ketakutan sama hal yang belum tentu terjadi, ketakutan sama hal yang belum dimulai dan sekalinya rapuh butuh usaha keras untuk dikuatkan lagi, nurun ke kamu.
Ibu tau jadi seseorang seperti itu sangat susah dan sangat menyakitkan ketika jatuh.

Ibu harap nanti ibu bisa jadi orang pertama yang menguatkan kamu. Ibu akan selalu peluk kamu kalau kamu menangis. Ibu akan bantu kamu dalam memilih pasangan hidup yang tepat. Ibu akan terus dorong kamu untuk jadi pribadi yang sukses.

Ibu harap, nantinya ibu bisa jadi sosok yang penyayang. Sosok yang lembut, yang bisa sabar dalam mendidik dan melatih kamu sampai dewasa, yang selalu dukung impian dan selalu support kamu dari jauh.

Nanti, kamu harus jadi anak yang cerdas ya, Nak.

Ibu akan buat pondasi dasar kamu berdasarkan ketaatan kepada Allah SWT. Ibu akan buat pondasi dasar kamu adalah pribadi yang kuat dan tangguh.

Kayak apa yang ibu bilang, kehidupan itu keras. Cuma pohon yang kuat, Nak, yang mampu berdiri tegak dari segala badai. Ibu akan buat kamu jadi pribadi yang hebat dimanapun kamu berada.
Ibaratkan seekor ikan, mau di kolam kecil, kolam sedang, kolam besar, sungai, teluk bahkan laut sekalipun, ibu akan buat kamu mampu bertahan.

Kuncinya, selalu buat keyakinan di diri kamu kalau Allah terus menjaga kamu. Allah akan selalu menguatkan kamu. Ketika rapuh, jadikanlah dzikir dan Al Quran sebagai penenang dan penguatmu ya, Nak.

Ibu pernah jatuh sebegitu mengerikan. Memang bukan jatuh dari lantai 15, tapi rasa sakitnya bagai jatuh dari lantai 20.

Ibu jadikan sholat sunah, dzikir dan Al Quran sebagai penguat ibu. Sejak saat itu, ibu sadar kalau rohani ibu kosong dan butuh diisi oleh hal-hal menyejukkan seperti itu.

Nak…

Ibu gak mau mengulang kesalahan seperti nenek dan kakek kandungmu. Mereka bercerai di usia ibu yang ke-18. Awalnya ibu pikir, semuanya akan baik-baik saja, atau mungkin malah lebih baik karena lelah apabila mendengar mereka bertengkar. Tapi ternyata sebagai anak pertama, ibu terkadang merasa lelah, Nak. Tapi ibu tau, Allah gak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya. Dengan begini, Allah pasti tau kalau ibu kuat untuk ngejalanin semua hal ini.

Biarpun sekarang kehidupan ibu bagai berjalan diatas ranjau, tapi ibu tau ini akan berlalu. Ibu percaya satu hal, selalu akan ada pelangi setelah badai.

Saat ibu menulis ini, usia ibu 19 tahun 9 bulan atau tepatnya 16 Oktober 2016.

Kalau kamu bertanya, apakah ibu sudah menemukan ayahmu atau belum… sejujurnya ibu gak tau. Bisa jadi belum, bisa jadi juga sudah tapi ibu gak sadar. Karena masih lama, Nak, sekitar 4-6 tahun lagi mungkin ibu baru siap untuk menikah.

Siapapun ayahmu nanti, pasti adalah sosok yang terbaik yang sudah disiapkan oleh Allah. Pastinya dia adalah seseorang yang bertanggungjawab, penyayang, pekerja keras tapi tetap mengutamakan keluarga, dan nantinya, ayahmu pasti selalu sayang sama ibu.

Ibu yakin, siapapun ayahmu nanti, dia pastilah jawaban dari doa sepertiga malam yang selalu ibu panjatkan.

Manusia gak ada yang sempurna, Nak. Termasuk ibu dan ayahmu nanti.

Tapi pasti selalu kami usahakan yang terbaik, kami akan menjadi orangtua yang demokratis, yang dalam keputusan besar, kita coba untuk rundingkan bersama.

Oh ya, Nak.. nanti kamu harus belajar main musik ya. Ibu sih maunya kamu bisa main musik klasik kayak biola, harpa atau piano. Tapi kalo nanti kamu maunya gitar, bass atau drum, ibu gak akan ngelarang kok. Ibu pasti dukung.

Maaf juga kalau nanti mungkin ibu kurang perhatian. Ibu mau bisa berkarir biarpun bukan kewajiban ibu mencari nafkah atau sekalipun nanti ayahmu bergelimang harta, ibu tetap mau punya asset sendiri, mau punya tabungan sendiri dan mau aktif di dunia luar.

Nak, harta itu titipan. Harta ayahmu bisa saja habis atau (amit-amit) usahanya jatuh, dengan ibu punya asset atau tabungan, nantinya ibu bisa bantu ayahmu. Urusan sandang, pangan, papanmu jadinya tidak terbengkalai, apalagi urusan pendidikan dan kesehatanmu, Nak.

Ibu dan ayahmu selalu mengupayakan yang terbaik. Nantinya, kami pasti bisa jadi partner yang kompak.

Semoga surat ini akan sampai padamu nanti, aamiin…

Salam sayang,

Your lovely melancholy mom

0 comments:

Minggu, 30 Oktober 2016

Candu

Merasa kecanduan, ketergantungan dan gak bisa lepas dari pasangan yang udah ninggalin kamu itu ternyata BUKAN karena kamu ketergantungan sama dia nya. Tapi, sama RASA dan SENSASI dari KOKTAIL BIOKIMIA tubuh yang secara alami terjadi di dalam hubungan.

Padahal, ngejalin hubungan itu gak perlu komunikasi setiap saat. Yang penting tau hatinya buat siapa, rindunya buat siapa dan cintanya buat siapa.

Kamu bukan ketergantungan atau nagih sama orangnya tapi NAGIH sama rasa dan sensasi yang ada di dalam hubungan itu.


Eh, tunggu... itu pasangan atau morfin kok bikin nagih? :(


Karena faktanya, yang ditinggalin akan jauh lebih sulit untuk move on daripada yang ninggalin.

Padahal, pasangan yang berkualitas itu pasangan yang sadar komitmen, bukan cuma sadar status. Pasangan yang berkualitas itu biarpun keliatan kayak mau pergi, kayak sibuk banget dan gak ada waktu buat kamu, sok cuek sekalipun but s/he will stay without you're asking for. Sekalipun dalam amarahnya dia terlihat akan pergi, sebenernya dia gak akan pernah pergi. 

Pasangan yang berkualitas itu yang mau kerja sama dan kompromi. Yang bisa jadi partner tanpa khawatir ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Yang bisa cari jalan tengah untuk segala permasalahan. Dia gak akan ngebiarin kamu susah payah sendirian. Dengan segala yang dia bisa, dia akan bantu kamu keluar dari kesulitan.

Pasangan yang berkualitas itu yang tau kalau dalam setiap hubungan ada masa pasang-surut perasaan. Ada masa jenuh, bosen, perasaan berkurang dan kayak mau nyerah. Tapi pasangan yang berkualitas mau nyari celah buat keluar dari zona surut itu buat kembali ke zona nyaman dan amannya mereka. Se-menyebalkan apapun kebiasaan pasanganmu, biarpun kamu jadi sering ngomel, ngedumel dan mencak-mencak, kalau kamu udah bisa jadi pasangan yang berkualitas, hal itu gak akan ngebuat kamu ninggalin dia.

Pasangan yang berkualitas itu yang sama-sama punya SKILL untuk jatuh cinta setiap harinya. Yang memutuskan untuk hanya jatuh cinta pada satu orang yang sama setiap harinya. Hal itu bukan naluriah atau tergantung pasangannya TAPI tergantung SKILL kamu untuk bisa jatuh cinta setiap hari dengan pasangan atau enggak. Baiknya, dengan kamu punya SKILL ini, kamu gak akan tertarik sama makhluk lain selain pasanganmu. Yang kamu rasakan nantinya hanya rasa syukur dikirim manusia seperti dia.

Pasangan yang berkualitas itu pasangan yang pengertian, yang selalu nyoba untuk liat sisi lain pasangan disaat sisi buruk atau kejelekan pasangan muncul. Dia mungkin akan gondok, kesel, benci sekalipun, tapi itu cuma sesaat. Karena dia punya SKILL itu tadi untuk terus mencintai pasangannya. Dia gak akan pernah lupa sensasi pertama kali kenapa bisa dia jatuh cinta kepada pasangannya.

Menurut @lexdepraxis, orang yang belum bisa ngebangun kualitas hubungan, yang berani memutuskan hubungan hanya karena alasan jenuh atau gak cocok, sangat amat tidak disarankan untuk menikah karena dia belum bisa melatih SKILL itu tadi.

Oh ya, Lex dePraxis itu seorang coach love yang baru aja menikah. Pernikahannya sempet heboh karena dia memutuskan menggunakan uang resepsi pernikahannya untuk tour keliling Eropa dibanding bikin pesta mewah dan megah. Bukan berarti dia gak ngadain syukuran sih, syukuran  pernikahan tetap ada tapi hanya kerabat tertentu aja.

Keren ya!

Minggu, 23 Oktober 2016

Organisasi Mahasiswa


Dari semester satu, gue udah memutuskan untuk aktif di kampus dengan pertama kali memasuki Unit Aktivitas Mahasiswa (Unitas) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Gue aktif di Unitas selama satu tahun dan dua periode kepemimpinan yaitu yang pertama bersama Kak Nurul Afifah (Kak Ipeh) lalu yang kedua adalah Kak Putri Saribah Sanaky (Kak Naky). Cara mereka memimpin jelas berbeda.
Kalau Kak Ipeh tegas banget dan bener-bener nyuruh kita sadar porsi, sadar tugas dan jobdesc setiap acara. Kalau Kak Naky cukup tegas juga tapi selama kepemimpinan Kak Naky, kita lebih santai dan gak terlalu diburu-buru.

Overall, kalau boleh jujur, gue lebih suka masa Kak Ipeh karena tenaga dan otak gue jadi optimal dan maksimal.

Kurang lebih inilah acara-acara selama gue ikut Unitas:

1. Fit and Proper Test Unitas 2015-2016



2. English Camp


3. Bedah Film Sastra 'The Merchant of Venice'

(Kebetulan Ami dan Pepe jadi MC)

4. Musyawarah Unitas (Pergantian Kepemimpinan Kak Ipeh menjadi Kak Naky)

5. Go Overseas in a Day (Ami jadi Moderator disini)


 6. Latihan Kepemimpinan Mahasiswa


(Sebel banget Ami tepar pas LKM jadi gak bisa mengoptimalkan jiwa kepemimpinan deh)

7. Seminar Public Relation

(Om Henry Manampiring sama Bang Marco Ivanos loh pembicaranya :p)

8. Musyawarah Unitas (Pergantian Kepemimpinan Kak Naky menjadi Maulana Yusuf)



Dan…. Saat ini Alhamdulillah gue udah naik tingkat organisasi yakni dengan menjadi pengurus di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni.

Hal yang gak gue duga adalah…. Gue di amanahkan menjadi Wakil Ketua 2 BEM FBS! Awalnya gue pikir karena gue masih semester 3, gue cuma bakal jadi anggota atau syukur-syukur kepada divisi. Ternyata….. jeng-jeng-jeng, langsung jadi Wakil Ketua!

*nyengir kampret gue langsung*

Ini amanah yang sebenernya bikin gue seneng karena iu berarti gue dipercaya oleh Kak Ipeh (Ketua BEM FBS saat ini) untuk memperkuat dan mempererat tim apalagi gue diterima (dan langsung jadi waka 2) tanpa fitpro dan foto copy sertifikat LKM belom gue serahin!

(Kak, nanti di rapat selanjutnya gue bawa foto copy sertifikat LKM)

Dan….. saat ini gue lagi merasa bersalah karena gak bisa ikut Musyawarah Mahasiswa di Curug Cilember. Gue sedih karena gak bisa kenal deket sama ormawa lain padahal itu salah satu acara untuk mempererat kebersamaan dengan ormawa lain. Terlebih, gue baru aja dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Ketua 2 BEM! Kalo gue gak muncul ke permukaan, ormawa lain bisa mempertanyakan keberadaan dan kerjaan gue.

Jadi……. Gue memutuskan untuk terus amanah, solid dan professional dalam mengemban tugas! Bismillah semoga aja urusan kerjaan dan kuliah gak ikut terhambat. Malah gue bisa makin multi-talented dan makin bisa manage waktu dengan baik.


Dan untuk acara-acara selanjutnya semoga aja gue bisa ikut.

Aamiin!

So, guys, semangat berorganisasi! Karena dari organisasi inilah, soft-skill kalian bisa terlatih dengan baik dan jiwa kepemimpinan kalian bisa terasah!

Semangat!

Mata

Ada yang bilang, mata itu pancaran jiwa, hati dan kepribadian yang sebenarnya. Sejujurnya, gue mau setuju sama hal itu. Lewat mata, kesungguhan, keseriusan, pembawaan, konsistensi, semuanya terpancar dengan jelas. Bahkan baik-buruknya seseorang juga terpancar lewat mata.

Ada hal yang baru gue ketahui hari ini tentang mata seseorang yang akhirnya gue sadar sesuatu. Setiap orang emang punya sisi buruk. Punya sisi judgemental, punya sisi gak suka sama orang, punya sisi sombong, belagu, ya pokoknya yang buruk-buruk lah ya. Tapi cuma sebagian orang yang sadar kalau nunjukin sisi buruk itu gak bagus.

Bukan berarti pencitraan, tapi memperlakukan orang lain dengan baik, bertutur kata dengan baik, berbicara seperlunya, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya merupakan hal yang seharusnya dilakukan oleh semua orang.

Kamu gak suka sama kekurangan orang lain kayak misalnya dia (maaf) fisiknya jelek. Itu bukan salah dia, juga bukan salah Tuhan yang udah buat dia sedemikian rupa tapi memang begitu adanya tinggal kitanya aja mau terima dia apa adanya di lingkungan atau enggak. Jangan sampai ngejauhin orang lain cuma karena kekurangan itu. Jangan sampai gak mau berhubungan sama sekali sama dia karena hal itu.

Setiap orang punya peran dan porsinya masing-masing dalam hidup ini. Perlakukanlah orang lain dengan baik sebagaimana kamu berharap untuk diperlakukan. Caramu memperlakukan orang lain merupakan cerminan kualitas dirimu. Tutur katamu juga demikian adanya.

Dan semua itu akan terpancar lewat mata.

Seorang psikolog, atau seseorang yang memang diberkahi karunia Tuhan untuk bisa membaca karakter seseorang lewat mata, pasti bisa melihat itu semua.
Itulah kenapa kualitas diri dapat terpancar lewat mata.

Minggu, 16 Oktober 2016

A Letter to My Imaginary Child

Well, terinspirasi dari Om Piring.

Halo, Nak…

Ibu gak tau mungkinkah surat ini bisa sampai padamu nanti. Tapi, kurang lebih inilah isi hati ibu untukmu.

Nak, ibu mungkin nanti bukanlah ibu yang sempurna. Ibu bisa jadi penuh kekurangan yang akan selalu ibu coba untuk tutupi dengan kelebihan yang ibu punya. Ibu sadar, ibu adalah seseorang yang sekalinya terpuruk, bisa sulit untuk bangkit. Butuh ribuan motivasi dan dorongan dari orang lain untuk ibu bangkit.

Mungkin kamu pikir, ibu adalah orang yang lemah. Tapi ibu selalu coba untuk jadi pribadi yang kuat.

Nak, kehidupan itu keras. Nanti, kamu harus bisa jadi orang yang tegas tanpa kekerasan. Kamu harus punya manner dan attitude yang baik. Jadilah pribadi yang baik kepada semua orang. Jadilah pribadi yang penyayang terhadap apapun.

Ibu tau buah jatuh gak jauh dari pohonnya. Mungkin aja nanti kepribadian ibu yang mudah kalut, mudah ketakutan sama pikiran sendiri, ketakutan sama hal yang belum tentu terjadi, ketakutan sama hal yang belum dimulai dan sekalinya rapuh butuh usaha keras untuk dikuatkan lagi, nurun ke kamu.
Ibu tau jadi seseorang seperti itu sangat susah dan sangat menyakitkan ketika jatuh.

Ibu harap nanti ibu bisa jadi orang pertama yang menguatkan kamu. Ibu akan selalu peluk kamu kalau kamu menangis. Ibu akan bantu kamu dalam memilih pasangan hidup yang tepat. Ibu akan terus dorong kamu untuk jadi pribadi yang sukses.

Ibu harap, nantinya ibu bisa jadi sosok yang penyayang. Sosok yang lembut, yang bisa sabar dalam mendidik dan melatih kamu sampai dewasa, yang selalu dukung impian dan selalu support kamu dari jauh.

Nanti, kamu harus jadi anak yang cerdas ya, Nak.

Ibu akan buat pondasi dasar kamu berdasarkan ketaatan kepada Allah SWT. Ibu akan buat pondasi dasar kamu adalah pribadi yang kuat dan tangguh.

Kayak apa yang ibu bilang, kehidupan itu keras. Cuma pohon yang kuat, Nak, yang mampu berdiri tegak dari segala badai. Ibu akan buat kamu jadi pribadi yang hebat dimanapun kamu berada.
Ibaratkan seekor ikan, mau di kolam kecil, kolam sedang, kolam besar, sungai, teluk bahkan laut sekalipun, ibu akan buat kamu mampu bertahan.

Kuncinya, selalu buat keyakinan di diri kamu kalau Allah terus menjaga kamu. Allah akan selalu menguatkan kamu. Ketika rapuh, jadikanlah dzikir dan Al Quran sebagai penenang dan penguatmu ya, Nak.

Ibu pernah jatuh sebegitu mengerikan. Memang bukan jatuh dari lantai 15, tapi rasa sakitnya bagai jatuh dari lantai 20.

Ibu jadikan sholat sunah, dzikir dan Al Quran sebagai penguat ibu. Sejak saat itu, ibu sadar kalau rohani ibu kosong dan butuh diisi oleh hal-hal menyejukkan seperti itu.

Nak…

Ibu gak mau mengulang kesalahan seperti nenek dan kakek kandungmu. Mereka bercerai di usia ibu yang ke-18. Awalnya ibu pikir, semuanya akan baik-baik saja, atau mungkin malah lebih baik karena lelah apabila mendengar mereka bertengkar. Tapi ternyata sebagai anak pertama, ibu terkadang merasa lelah, Nak. Tapi ibu tau, Allah gak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya. Dengan begini, Allah pasti tau kalau ibu kuat untuk ngejalanin semua hal ini.

Biarpun sekarang kehidupan ibu bagai berjalan diatas ranjau, tapi ibu tau ini akan berlalu. Ibu percaya satu hal, selalu akan ada pelangi setelah badai.

Saat ibu menulis ini, usia ibu 19 tahun 9 bulan atau tepatnya 16 Oktober 2016.

Kalau kamu bertanya, apakah ibu sudah menemukan ayahmu atau belum… sejujurnya ibu gak tau. Bisa jadi belum, bisa jadi juga sudah tapi ibu gak sadar. Karena masih lama, Nak, sekitar 4-6 tahun lagi mungkin ibu baru siap untuk menikah.

Siapapun ayahmu nanti, pasti adalah sosok yang terbaik yang sudah disiapkan oleh Allah. Pastinya dia adalah seseorang yang bertanggungjawab, penyayang, pekerja keras tapi tetap mengutamakan keluarga, dan nantinya, ayahmu pasti selalu sayang sama ibu.

Ibu yakin, siapapun ayahmu nanti, dia pastilah jawaban dari doa sepertiga malam yang selalu ibu panjatkan.

Manusia gak ada yang sempurna, Nak. Termasuk ibu dan ayahmu nanti.

Tapi pasti selalu kami usahakan yang terbaik, kami akan menjadi orangtua yang demokratis, yang dalam keputusan besar, kita coba untuk rundingkan bersama.

Oh ya, Nak.. nanti kamu harus belajar main musik ya. Ibu sih maunya kamu bisa main musik klasik kayak biola, harpa atau piano. Tapi kalo nanti kamu maunya gitar, bass atau drum, ibu gak akan ngelarang kok. Ibu pasti dukung.

Maaf juga kalau nanti mungkin ibu kurang perhatian. Ibu mau bisa berkarir biarpun bukan kewajiban ibu mencari nafkah atau sekalipun nanti ayahmu bergelimang harta, ibu tetap mau punya asset sendiri, mau punya tabungan sendiri dan mau aktif di dunia luar.

Nak, harta itu titipan. Harta ayahmu bisa saja habis atau (amit-amit) usahanya jatuh, dengan ibu punya asset atau tabungan, nantinya ibu bisa bantu ayahmu. Urusan sandang, pangan, papanmu jadinya tidak terbengkalai, apalagi urusan pendidikan dan kesehatanmu, Nak.

Ibu dan ayahmu selalu mengupayakan yang terbaik. Nantinya, kami pasti bisa jadi partner yang kompak.

Semoga surat ini akan sampai padamu nanti, aamiin…

Salam sayang,

Your lovely melancholy mom