Cerpen. Fiksi

Pinky Girl & Her Prince (1)

10:27:00 AM Fajria Anindya Utami 0 Comments

Kau kembali. Dan disinilah semua berawal.
Saat kau&aku saling bertatap. Saat aku memanggilmu dengan suara parau&gemetar. Aku takut. Bukan takut karena kau tak mengenaliku. Tapi aku takut kau melupakan semua kenangan yang pernah terjalin. Dan disinilah kita. Soekarno-hatta international airpot. Kudengar kepulanganmu dari negara yang kau impikan sejak dulu dari ibumu. Rusia. Hanya dengan bermodalkan beberapa test. Mulai dari tes Bahasa Inggris sampai tes dalam bidangmu; Arsitektur. Ibumu berkata padaku bahwa kau berubah. Di skype kau tampak lebih bahagia disana. Tubuhmu sekarang lebih tegap, lebih tampan. Kau tau style sekarang. Yaaa aku senang mendengarnya. Namun, begitu ibumu bilang kau memiliki wanita baru disana. Wanita berdarah Rusia asli yang tidak memiliki agama. Ibumu juga bilang bahwa beliau tidak setuju kau dengannya. Ibumu takut keimananmu kepada Allah SWT hilang hanya karena wanita. Terutama, wanita Rusia itu.

Lamunanku buyar ketika kau mendekat ke arahku. Darah didalam tubuhku mengalir deras. Terasa panas didalam diriku. Aku ingin teriak. Aku ingin berlari. Namun kau semakin dekat. Seperti yang dibilang ibumu. Kau berubah. Kau.......sangat tampan. Gayamu juga berbeda dari yang dulu. Dulu kau hanya mau memakai t-shirt berwarna gelap. Namun sekarang, kau berani memakai kemeja berwarna putih dengan garis hitam diseluruh permukaan kemeja itu. Kau berani memakai fantofel sekarang. Dulu kau hanya memakai sepatu keds. Wajahmu juga sekarang lebih mulus&bersih. Namun tetap ada wajah Indo disetiap garis diwajahmu. Aku rindu padamu......Galang. Oh tidak, dia semakin dekat hanya beberapa langkah lagi dan..........di berhenti tepat 10cm didepanku. Jantungku tak bisa berdegup normal. Cepat sekali, bahkan sampai sakit didada kiriku. Aku takbisa bayangkan sejelek apa wajahku sekarang.
"Kau...." dia memulai pembicaraan.
"Ya, aku...Ibumu sibuk dirumah, dan...dan aku dimintai tolong olehnya untuk menjemputmu" kataku ragu-ragu.
"Okay. No problem. So...naik apa kita?"
"Hmmm, aku bawa mobil. Mungkin gak sebagus mobil-mobil disana, tapi Honda Jazz lumayan juga untuk ukuranku" duh pembicaraan macam apa itu!
"Okay. Ladies first"  katanya sambil tersenyum. Manis sekali. Aku suka lesung pipit kirinya itu. Tapi....kenapa dia tidak memanggil namaku? Apa dia lupa? Atau dia tidak ingat kenangan kami dulu? Saat dia berjanji.....
"Hey, ayo jalan! Kok malah melamun?"
"Oh, iya!" senyumku mengembang. Dia pun tersenyum. Oh, betapa manisnya.
"Dimana kau parkir mobilmu? Bolehkah aku yang mengendarai?"
"Yaa, tentu saja"
"Great! Boleh kuminta kuncinya?"
"Nanti saja! Bagaimana mungkin aku mempercayaimu? Bagaimana kau Fake's Galang? Dan ingin mencuri mobil kesayanganku?" kataku saat suasana mulai mencair.
"Hahaha. Kau tidak berubah yaa.."
 What? Apa katanya? Aku tidak berubah? Itu berarti, dia masih mengingatku. Waaaaa, seperti ada bunga yang bermekaran dihatiku.
"Hah?!.. emm aku hanya tumbuh. Tidak akan berubah. Apalagi kita hanya 2,5 tahun tidak bertemu&berhubungan. Btw, itu mobilku!"
"Kau masih suka warna pink?" haaa, diapun masih ingat warna kesukaanku!
"Yap! Ternyata ingatanmu bagus juga" kataku mulai memberikan kunci mobil kepada Galang.
"Hanya 2,5 tahun aku disana. Mana mungkin aku lupa" katanya sambil membukakan pintu untukku.
Kutunggu dia masuk kemobil untuk merespon pertanyaannya.
"Hmm, ya yaaa. Bagaimana disana? S2 mu? lancar?" kataku sedikit berbasa-basi.
"Sangat lancar! Ada perusahaan disana yang menawariku, namun kufikir lebih baik aku cari kerja disini saja. Karena kudengar Agung Podomoro Group sedang membutuhkan Arsitek baru"
"Oh yaaa, okay" kataku kembali canggung mengingat dia sudah mempunyai kekasih disana.
"Bagaimana pekerjaanmu?"
"Baik, aku sudah menjadi PNS sekarang" kataku tersenyum.
"Kau masih di Badan POM?" katanya mulai menghidupkan mesin dan menarik rem tangan. Lalu melaju perlahan-lahan.
"Ya Alhamdulillah" kataku penuh rasa syukur.
"Bagus sekali! Bagaimana dengan bisnis Apotek keluargamu? By the way, kau belum menikah?"
Jleg....kenapa dia menanyakan hal ini? Jelas-jelas aku menunggunya.
"Masih kupegang beberapa cabang terdekat. Seperti di Bogor, Depok & Jakarta tentu saja. Hmm belum. Belum punya calon lebih tepatnya. Emm, pacarmu tidak kau ajak ikut kesini?"
"Ah, Victoria maksudmu? Tidak, aku tidak bersama lagi dengannya. Sehari sebelum aku flight dia memutuskanku. Dan jujur saja, aku senang. Karena, aku tidak serius dengannya" ceritanya.
Kok aku girang ya?
"Oh gitu...dia cantik bukan?"
"Ya tentu saja. Dia model. Model majalah pria dewasa"
What the.... Sejak kapan Galang menyukai wanita seperti itu?
"Itulah alasan aku senang putus dengannya. Haha" lanjutnya tertawa.
"Karena dia model majalah pria dewasa yang suka memamerkan bagian dada dan pahanya, begitu?" kataku ketus.
Jujur saja, aku cemburu. Sangat cemburu. Malah aku berfikir dia sudah tidak perjaka lagi. Yaaa kemungkinannya sangat besar. Karena aku tau pergaulan negara komunis itu.
"Kau marah padaku, Lily?" katanya membelokan mobil ke Tol Lingkar Dalam.
"Not at all" kataku datar.
Apa yang kudengar barusan? Dia memanggil namaku. Aku yakin sepenuhnya sekarang bahwa dia masih ingat semua kenangan kami. Kenangan SMP - kuliah dulu. Kami sudah bersama 8 tahun lamanya. Dan putus 2,5 tahun lalu. Tapi sebenarnya, tak sepenuhnya putus. Karena dia bilang "Silahkan kau menikah kalau kau bosan menungguku." Dan dia sudah melepas cincin pertunangan kami. Hanya satu yang masih kuragukan. Apakah dia masih mencintaiku?

You Might Also Like

0 comments:

Jumat, 24 Agustus 2012

Pinky Girl & Her Prince (1)

Kau kembali. Dan disinilah semua berawal.
Saat kau&aku saling bertatap. Saat aku memanggilmu dengan suara parau&gemetar. Aku takut. Bukan takut karena kau tak mengenaliku. Tapi aku takut kau melupakan semua kenangan yang pernah terjalin. Dan disinilah kita. Soekarno-hatta international airpot. Kudengar kepulanganmu dari negara yang kau impikan sejak dulu dari ibumu. Rusia. Hanya dengan bermodalkan beberapa test. Mulai dari tes Bahasa Inggris sampai tes dalam bidangmu; Arsitektur. Ibumu berkata padaku bahwa kau berubah. Di skype kau tampak lebih bahagia disana. Tubuhmu sekarang lebih tegap, lebih tampan. Kau tau style sekarang. Yaaa aku senang mendengarnya. Namun, begitu ibumu bilang kau memiliki wanita baru disana. Wanita berdarah Rusia asli yang tidak memiliki agama. Ibumu juga bilang bahwa beliau tidak setuju kau dengannya. Ibumu takut keimananmu kepada Allah SWT hilang hanya karena wanita. Terutama, wanita Rusia itu.

Lamunanku buyar ketika kau mendekat ke arahku. Darah didalam tubuhku mengalir deras. Terasa panas didalam diriku. Aku ingin teriak. Aku ingin berlari. Namun kau semakin dekat. Seperti yang dibilang ibumu. Kau berubah. Kau.......sangat tampan. Gayamu juga berbeda dari yang dulu. Dulu kau hanya mau memakai t-shirt berwarna gelap. Namun sekarang, kau berani memakai kemeja berwarna putih dengan garis hitam diseluruh permukaan kemeja itu. Kau berani memakai fantofel sekarang. Dulu kau hanya memakai sepatu keds. Wajahmu juga sekarang lebih mulus&bersih. Namun tetap ada wajah Indo disetiap garis diwajahmu. Aku rindu padamu......Galang. Oh tidak, dia semakin dekat hanya beberapa langkah lagi dan..........di berhenti tepat 10cm didepanku. Jantungku tak bisa berdegup normal. Cepat sekali, bahkan sampai sakit didada kiriku. Aku takbisa bayangkan sejelek apa wajahku sekarang.
"Kau...." dia memulai pembicaraan.
"Ya, aku...Ibumu sibuk dirumah, dan...dan aku dimintai tolong olehnya untuk menjemputmu" kataku ragu-ragu.
"Okay. No problem. So...naik apa kita?"
"Hmmm, aku bawa mobil. Mungkin gak sebagus mobil-mobil disana, tapi Honda Jazz lumayan juga untuk ukuranku" duh pembicaraan macam apa itu!
"Okay. Ladies first"  katanya sambil tersenyum. Manis sekali. Aku suka lesung pipit kirinya itu. Tapi....kenapa dia tidak memanggil namaku? Apa dia lupa? Atau dia tidak ingat kenangan kami dulu? Saat dia berjanji.....
"Hey, ayo jalan! Kok malah melamun?"
"Oh, iya!" senyumku mengembang. Dia pun tersenyum. Oh, betapa manisnya.
"Dimana kau parkir mobilmu? Bolehkah aku yang mengendarai?"
"Yaa, tentu saja"
"Great! Boleh kuminta kuncinya?"
"Nanti saja! Bagaimana mungkin aku mempercayaimu? Bagaimana kau Fake's Galang? Dan ingin mencuri mobil kesayanganku?" kataku saat suasana mulai mencair.
"Hahaha. Kau tidak berubah yaa.."
 What? Apa katanya? Aku tidak berubah? Itu berarti, dia masih mengingatku. Waaaaa, seperti ada bunga yang bermekaran dihatiku.
"Hah?!.. emm aku hanya tumbuh. Tidak akan berubah. Apalagi kita hanya 2,5 tahun tidak bertemu&berhubungan. Btw, itu mobilku!"
"Kau masih suka warna pink?" haaa, diapun masih ingat warna kesukaanku!
"Yap! Ternyata ingatanmu bagus juga" kataku mulai memberikan kunci mobil kepada Galang.
"Hanya 2,5 tahun aku disana. Mana mungkin aku lupa" katanya sambil membukakan pintu untukku.
Kutunggu dia masuk kemobil untuk merespon pertanyaannya.
"Hmm, ya yaaa. Bagaimana disana? S2 mu? lancar?" kataku sedikit berbasa-basi.
"Sangat lancar! Ada perusahaan disana yang menawariku, namun kufikir lebih baik aku cari kerja disini saja. Karena kudengar Agung Podomoro Group sedang membutuhkan Arsitek baru"
"Oh yaaa, okay" kataku kembali canggung mengingat dia sudah mempunyai kekasih disana.
"Bagaimana pekerjaanmu?"
"Baik, aku sudah menjadi PNS sekarang" kataku tersenyum.
"Kau masih di Badan POM?" katanya mulai menghidupkan mesin dan menarik rem tangan. Lalu melaju perlahan-lahan.
"Ya Alhamdulillah" kataku penuh rasa syukur.
"Bagus sekali! Bagaimana dengan bisnis Apotek keluargamu? By the way, kau belum menikah?"
Jleg....kenapa dia menanyakan hal ini? Jelas-jelas aku menunggunya.
"Masih kupegang beberapa cabang terdekat. Seperti di Bogor, Depok & Jakarta tentu saja. Hmm belum. Belum punya calon lebih tepatnya. Emm, pacarmu tidak kau ajak ikut kesini?"
"Ah, Victoria maksudmu? Tidak, aku tidak bersama lagi dengannya. Sehari sebelum aku flight dia memutuskanku. Dan jujur saja, aku senang. Karena, aku tidak serius dengannya" ceritanya.
Kok aku girang ya?
"Oh gitu...dia cantik bukan?"
"Ya tentu saja. Dia model. Model majalah pria dewasa"
What the.... Sejak kapan Galang menyukai wanita seperti itu?
"Itulah alasan aku senang putus dengannya. Haha" lanjutnya tertawa.
"Karena dia model majalah pria dewasa yang suka memamerkan bagian dada dan pahanya, begitu?" kataku ketus.
Jujur saja, aku cemburu. Sangat cemburu. Malah aku berfikir dia sudah tidak perjaka lagi. Yaaa kemungkinannya sangat besar. Karena aku tau pergaulan negara komunis itu.
"Kau marah padaku, Lily?" katanya membelokan mobil ke Tol Lingkar Dalam.
"Not at all" kataku datar.
Apa yang kudengar barusan? Dia memanggil namaku. Aku yakin sepenuhnya sekarang bahwa dia masih ingat semua kenangan kami. Kenangan SMP - kuliah dulu. Kami sudah bersama 8 tahun lamanya. Dan putus 2,5 tahun lalu. Tapi sebenarnya, tak sepenuhnya putus. Karena dia bilang "Silahkan kau menikah kalau kau bosan menungguku." Dan dia sudah melepas cincin pertunangan kami. Hanya satu yang masih kuragukan. Apakah dia masih mencintaiku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar