Sepucuk Surat Untuk Masa Lalu

7:11:00 PM Fajria Anindya Utami 0 Comments

Sabtu, 8 April 2017

Selamat malam… apa kabar?

Taukah, tak pernah lagi terlintas untukku mencari tau kabar ataupun keberadaanmu. Ketahuilah bahwa semuanya sudah selesai sekarang. Aku tak lagi berniat untuk menengok masa lalu pun berharap kau kembali melangkah mundur.

Taukah, tak pernah lagi aku ingin berhubungan denganmu. Jelas sekali nyatanya. Sudah kusingkirkan segala hal tentangmu. Pun kontak privasi yang sering kita jemu dulu.

Taukah, kurasa kini kutemukan penggantimu. Tapi tak akan kuceritakan disini. Nanti ada waktunya. Di bab baru, atau jurnal baru tentangku dan dia.

Pertama, kuucapkan selamat kepadamu yang sedang mengalami Quarter Life Crisis. Hal itu memang membingungkan. Kau akan merasa asing terhadap dirimu sendiri pun sekitarmu juga tak lagi kau percayai. Tapi percayalah, itu semua akan berlalu.

Taukah, setelah itu semua segalanya semakin meruncing. Dari situlah akhirnya akan kau sadari bahwa perubahan tak hanya berawal dari sudut kiri ataupun kanan, tapi harus dari pusatnya, dirimu sendiri.

Kedua, ucapan terima kasih akan kuucapkan untuk diriku sendiri. Karena diri ini mampu berdiri tegak dari segala perubahan mendadak yang menjungkir-balikan ekspektasi menjadi kenyataan tragis yang mau tak mau harus dihadapi.

Percayalah, aku selalu ingin menjadi sosok yang lebih baik setiap harinya.

Ketiga, mungkin akan kusudahi surat singkat ini karena terlalu banyak hal yang bisa kuceritakan apabila surat ini kulanjutkan. Yang jelas, aku sudah jauh lebih bahagia dan mensyukuri segala hal.

Termasuk pertemuan baruku dengannya.

Taukah, kau harus percaya bahwa dari sudut manapun, dia yang kau cari akan dipertemukan oleh Tuhan.

Kurasa, aku menemukannya sekarang.

Terima kasih atas waktumu membaca ini. Wassalam.

You Might Also Like

0 comments:

Sabtu, 08 April 2017

Sepucuk Surat Untuk Masa Lalu

Sabtu, 8 April 2017

Selamat malam… apa kabar?

Taukah, tak pernah lagi terlintas untukku mencari tau kabar ataupun keberadaanmu. Ketahuilah bahwa semuanya sudah selesai sekarang. Aku tak lagi berniat untuk menengok masa lalu pun berharap kau kembali melangkah mundur.

Taukah, tak pernah lagi aku ingin berhubungan denganmu. Jelas sekali nyatanya. Sudah kusingkirkan segala hal tentangmu. Pun kontak privasi yang sering kita jemu dulu.

Taukah, kurasa kini kutemukan penggantimu. Tapi tak akan kuceritakan disini. Nanti ada waktunya. Di bab baru, atau jurnal baru tentangku dan dia.

Pertama, kuucapkan selamat kepadamu yang sedang mengalami Quarter Life Crisis. Hal itu memang membingungkan. Kau akan merasa asing terhadap dirimu sendiri pun sekitarmu juga tak lagi kau percayai. Tapi percayalah, itu semua akan berlalu.

Taukah, setelah itu semua segalanya semakin meruncing. Dari situlah akhirnya akan kau sadari bahwa perubahan tak hanya berawal dari sudut kiri ataupun kanan, tapi harus dari pusatnya, dirimu sendiri.

Kedua, ucapan terima kasih akan kuucapkan untuk diriku sendiri. Karena diri ini mampu berdiri tegak dari segala perubahan mendadak yang menjungkir-balikan ekspektasi menjadi kenyataan tragis yang mau tak mau harus dihadapi.

Percayalah, aku selalu ingin menjadi sosok yang lebih baik setiap harinya.

Ketiga, mungkin akan kusudahi surat singkat ini karena terlalu banyak hal yang bisa kuceritakan apabila surat ini kulanjutkan. Yang jelas, aku sudah jauh lebih bahagia dan mensyukuri segala hal.

Termasuk pertemuan baruku dengannya.

Taukah, kau harus percaya bahwa dari sudut manapun, dia yang kau cari akan dipertemukan oleh Tuhan.

Kurasa, aku menemukannya sekarang.

Terima kasih atas waktumu membaca ini. Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar