Candu

3:27:00 PM Fajria Anindya Utami 0 Comments

Merasa kecanduan, ketergantungan dan gak bisa lepas dari pasangan yang udah ninggalin kamu itu ternyata BUKAN karena kamu ketergantungan sama dia nya. Tapi, sama RASA dan SENSASI dari KOKTAIL BIOKIMIA tubuh yang secara alami terjadi di dalam hubungan.

Padahal, ngejalin hubungan itu gak perlu komunikasi setiap saat. Yang penting tau hatinya buat siapa, rindunya buat siapa dan cintanya buat siapa.

Kamu bukan ketergantungan atau nagih sama orangnya tapi NAGIH sama rasa dan sensasi yang ada di dalam hubungan itu.


Eh, tunggu... itu pasangan atau morfin kok bikin nagih? :(


Karena faktanya, yang ditinggalin akan jauh lebih sulit untuk move on daripada yang ninggalin.

Padahal, pasangan yang berkualitas itu pasangan yang sadar komitmen, bukan cuma sadar status. Pasangan yang berkualitas itu biarpun keliatan kayak mau pergi, kayak sibuk banget dan gak ada waktu buat kamu, sok cuek sekalipun but s/he will stay without you're asking for. Sekalipun dalam amarahnya dia terlihat akan pergi, sebenernya dia gak akan pernah pergi. 

Pasangan yang berkualitas itu yang mau kerja sama dan kompromi. Yang bisa jadi partner tanpa khawatir ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Yang bisa cari jalan tengah untuk segala permasalahan. Dia gak akan ngebiarin kamu susah payah sendirian. Dengan segala yang dia bisa, dia akan bantu kamu keluar dari kesulitan.

Pasangan yang berkualitas itu yang tau kalau dalam setiap hubungan ada masa pasang-surut perasaan. Ada masa jenuh, bosen, perasaan berkurang dan kayak mau nyerah. Tapi pasangan yang berkualitas mau nyari celah buat keluar dari zona surut itu buat kembali ke zona nyaman dan amannya mereka. Se-menyebalkan apapun kebiasaan pasanganmu, biarpun kamu jadi sering ngomel, ngedumel dan mencak-mencak, kalau kamu udah bisa jadi pasangan yang berkualitas, hal itu gak akan ngebuat kamu ninggalin dia.

Pasangan yang berkualitas itu yang sama-sama punya SKILL untuk jatuh cinta setiap harinya. Yang memutuskan untuk hanya jatuh cinta pada satu orang yang sama setiap harinya. Hal itu bukan naluriah atau tergantung pasangannya TAPI tergantung SKILL kamu untuk bisa jatuh cinta setiap hari dengan pasangan atau enggak. Baiknya, dengan kamu punya SKILL ini, kamu gak akan tertarik sama makhluk lain selain pasanganmu. Yang kamu rasakan nantinya hanya rasa syukur dikirim manusia seperti dia.

Pasangan yang berkualitas itu pasangan yang pengertian, yang selalu nyoba untuk liat sisi lain pasangan disaat sisi buruk atau kejelekan pasangan muncul. Dia mungkin akan gondok, kesel, benci sekalipun, tapi itu cuma sesaat. Karena dia punya SKILL itu tadi untuk terus mencintai pasangannya. Dia gak akan pernah lupa sensasi pertama kali kenapa bisa dia jatuh cinta kepada pasangannya.

Menurut @lexdepraxis, orang yang belum bisa ngebangun kualitas hubungan, yang berani memutuskan hubungan hanya karena alasan jenuh atau gak cocok, sangat amat tidak disarankan untuk menikah karena dia belum bisa melatih SKILL itu tadi.

Oh ya, Lex dePraxis itu seorang coach love yang baru aja menikah. Pernikahannya sempet heboh karena dia memutuskan menggunakan uang resepsi pernikahannya untuk tour keliling Eropa dibanding bikin pesta mewah dan megah. Bukan berarti dia gak ngadain syukuran sih, syukuran  pernikahan tetap ada tapi hanya kerabat tertentu aja.

Keren ya!

You Might Also Like

0 comments:

Minggu, 30 Oktober 2016

Candu

Merasa kecanduan, ketergantungan dan gak bisa lepas dari pasangan yang udah ninggalin kamu itu ternyata BUKAN karena kamu ketergantungan sama dia nya. Tapi, sama RASA dan SENSASI dari KOKTAIL BIOKIMIA tubuh yang secara alami terjadi di dalam hubungan.

Padahal, ngejalin hubungan itu gak perlu komunikasi setiap saat. Yang penting tau hatinya buat siapa, rindunya buat siapa dan cintanya buat siapa.

Kamu bukan ketergantungan atau nagih sama orangnya tapi NAGIH sama rasa dan sensasi yang ada di dalam hubungan itu.


Eh, tunggu... itu pasangan atau morfin kok bikin nagih? :(


Karena faktanya, yang ditinggalin akan jauh lebih sulit untuk move on daripada yang ninggalin.

Padahal, pasangan yang berkualitas itu pasangan yang sadar komitmen, bukan cuma sadar status. Pasangan yang berkualitas itu biarpun keliatan kayak mau pergi, kayak sibuk banget dan gak ada waktu buat kamu, sok cuek sekalipun but s/he will stay without you're asking for. Sekalipun dalam amarahnya dia terlihat akan pergi, sebenernya dia gak akan pernah pergi. 

Pasangan yang berkualitas itu yang mau kerja sama dan kompromi. Yang bisa jadi partner tanpa khawatir ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Yang bisa cari jalan tengah untuk segala permasalahan. Dia gak akan ngebiarin kamu susah payah sendirian. Dengan segala yang dia bisa, dia akan bantu kamu keluar dari kesulitan.

Pasangan yang berkualitas itu yang tau kalau dalam setiap hubungan ada masa pasang-surut perasaan. Ada masa jenuh, bosen, perasaan berkurang dan kayak mau nyerah. Tapi pasangan yang berkualitas mau nyari celah buat keluar dari zona surut itu buat kembali ke zona nyaman dan amannya mereka. Se-menyebalkan apapun kebiasaan pasanganmu, biarpun kamu jadi sering ngomel, ngedumel dan mencak-mencak, kalau kamu udah bisa jadi pasangan yang berkualitas, hal itu gak akan ngebuat kamu ninggalin dia.

Pasangan yang berkualitas itu yang sama-sama punya SKILL untuk jatuh cinta setiap harinya. Yang memutuskan untuk hanya jatuh cinta pada satu orang yang sama setiap harinya. Hal itu bukan naluriah atau tergantung pasangannya TAPI tergantung SKILL kamu untuk bisa jatuh cinta setiap hari dengan pasangan atau enggak. Baiknya, dengan kamu punya SKILL ini, kamu gak akan tertarik sama makhluk lain selain pasanganmu. Yang kamu rasakan nantinya hanya rasa syukur dikirim manusia seperti dia.

Pasangan yang berkualitas itu pasangan yang pengertian, yang selalu nyoba untuk liat sisi lain pasangan disaat sisi buruk atau kejelekan pasangan muncul. Dia mungkin akan gondok, kesel, benci sekalipun, tapi itu cuma sesaat. Karena dia punya SKILL itu tadi untuk terus mencintai pasangannya. Dia gak akan pernah lupa sensasi pertama kali kenapa bisa dia jatuh cinta kepada pasangannya.

Menurut @lexdepraxis, orang yang belum bisa ngebangun kualitas hubungan, yang berani memutuskan hubungan hanya karena alasan jenuh atau gak cocok, sangat amat tidak disarankan untuk menikah karena dia belum bisa melatih SKILL itu tadi.

Oh ya, Lex dePraxis itu seorang coach love yang baru aja menikah. Pernikahannya sempet heboh karena dia memutuskan menggunakan uang resepsi pernikahannya untuk tour keliling Eropa dibanding bikin pesta mewah dan megah. Bukan berarti dia gak ngadain syukuran sih, syukuran  pernikahan tetap ada tapi hanya kerabat tertentu aja.

Keren ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar