Cerbung,

College Life Part 3

2:00:00 PM Fajria Anindya Utami 2 Comments


Fahri POV’s


Entah kenapa sejak awal pendaftaran, gue udah liat cewek itu. Sempat intip-intip namanya, dan namanya Ana, ya. Dan gue gak nyangka, akan sekelas dengannya. Jodoh kah?

Ana Wafirna, anak pertama dari dua bersaudara. Saat pertama kali lihat dia, dia seperti tidak suka dengan perkuliahan disini, namun lama-lama sifat aslinya mulai muncul dan ternyata dirinya sangat ceria, ya, gak se-kaku yang gue bayangin.

Gue Fahri, seharusnya gue udah kuliah semester 3 sekarang. Namun karena gue gak suka sama jurusan  yang dulu gue ambil, gue memilih untuk mengulang di jurusan yang baru dan begitu mengetahui ada cewek sesempurna Ana, gue sadar seharusnya gue bisa sama cerdasnya dengan dirinya biar dia tau dan notice gue kalau gue ‘tuh sebanding dengan dirinya.
Gue mungkin gak se-keren Remy dan gak bisa se-agresif dia, tapi faktanya, gue mau bisa deket dengan Ana. Tapi, gimana caranya? Jujur aja, sih, gue cemburu abis kalau liat Remy dekat dengan Ana. Apa yang harus gue lakuin agar mereka tidak dekat lagi, ya?
“Hoy, ngelamun aja lo!”
Gue yang sedang memainkan pulpen tiba-tiba dikagetkan dengan kehadiran Remy yang sedang menggenggam ponselnya. Saat melihat ponsel Remy, tiba-tiba gue kepikiran sesuatu.
“Eh, men, hp gue gak pulsa nih, boleh pinjem SMS gak?”
Ana POV’s

Remy jalan bersandingan denganku, entah mengapa, ada aroma manis nan menenangkan ditubuhnya yang membuatku ingin terus bersamanya. Dengan balutan celana jeans, kemeja berwarna hitam dan jaket berwarna abu-abu yang ia kenakan, membuat Remy sangat enak dipandang. Apalagi mata bulatnya sangat indah –tunggu, apa yang aku bilang? Indah? Enak dipandang? Ingin bersamanya? Duh, ngawur!

Tanpa terasa aku pun memperlambat langkahku. Aku ingin lebih lama berjalan bersandingan dengannya meski tidak ada satu katapun yang terucap dari bibir kami berdua. Seketika, aku ingin melihat penampilanku hari ini. Tanpa berkata padanya, aku langsung berbelok kearah toilet.
Toilet di siang hari rupanya tak seramai yang aku pikirkan. Dengan percaya diri aku melihat diriku di cermin besar yang memperlihatkan setiap lekuk tubuhku. Cukup dengan kemerja berwarna putih, jeans hitam dan balutan kalung aku merasa cukup percaya diri. Lalu, aku menambah polesan lipstick dibibirku.

Hey wait, kenapa aku segenit ini??

Remy POV’s


Tadinya gue jalan bareng Ana menuju kelas. Aroma tubuhnya semerbak banget, coy. Bikin gue betah nempel sama dia. Gaya simpelnya juga minta banget digandeng tapi gue harus tahan diri nanti dia malah ilfeel sama gue. Duh, jangan sampe deh!

Saat gue memasuki kelas, gue ngeliat sohib baru gue si Fahri ngelamun mainin pulpen kayak orang naber, tapi sayangnya saat gue kagetin dia, dia gak naber sih.
“Eh, men, hp gue gak pulsa nih, boleh pinjem SMS gak?”
Tentu saja sebagai sohib yang baik dan tidak sombong serta rajin menabung pulsa –gue jomlo men gak ada yang SMS gue, gue pinjemin deh.
“Okay, nih pake aja sesuka hati lo,”
Tiba-tiba gue inget belum pinjem buku ke perpus padahal kelas 15 menit lagi mulai, gue harus buru-buru nih.
“Btw, Ri, gue tinggal bentar ya belom pinjem buku ke perpus nih mati lah gue gak boleh masuk kelas entar!”
“Oh, iya iya Rem! Cepet ye!” kata Fahri mengingatkan.
“Sip! Nanti kalo udah kelar balikin aja ke tas gue!”
Fahri pun mengangguk patuh layaknya hewan peliharaan gue.

Normal POV’s


Ana pun keluar dari toilet dan mendapati Remy tengah berlari melewati dirinya. Aroma tubuh Remy pun tercium nan menenangkan untuknya.
Kenapa cowok bisa se-wangi itu sih? Bikin melting! Ucap Ana dalam hati.
Ana pun melihat jam yang menggantung indah ditangan kecilnya, ia melihat kalau kelas akan mulai 15 menit lagi, ia langsung bergegas menuju kelas. Ana pun duduk di row ke 3 lantaran di tempat itu masih ada satu kursi kosong yang tersisa. Sejujurnya ia ingin merasakan duduk di row ke 4 namun ia menghindari tempat paling belakang di kelas karena disanalah Remy duduk. Ana takut tidak fokus nantinya.

Fahri pun celingukan melihat sekeliling ketika ia menghirup aroma tubuh Ana yang semerbak wanginya dan ia pun mendapati Ana sudah duduk manis di serong sebelah kanannya. Wajah putihnya memerah lantaran sengatan matahari siang. Fahri pun mengecek aplikasi BBM yang ada di ponsel Remy.

Sejujurnya, dirinya meminjam ponsel Remy bukan untuk mengirim SMS tapi ia penasaran sedekat apa Remy dengan Ana. Saat di cek, ternyata begitu panjang dan banyak isi chatting mereka yang dilakukan rutin setiap hari.

Dengan suasana kelas yang panas dan hatinya yang mendadak panas, tanpa pikir panjang Fahri pun mengakhiri obrolan yang dilakukan Remy dan Ana di BBM. Ia pun langsung membuka kontak Ana disana, dan mengklik tulisan delete contact.

To be continue….

You Might Also Like

2 komentar:

  1. Yahhh ini mah beneran jadi compicated, ada orang ke3 nya pulakkk, dan kenapa namanya Fahri? Jadi inget aku minta oleh-oleh Fahri sama temenku yang di Mesir

    BalasHapus

Kamis, 24 September 2015

College Life Part 3


Fahri POV’s


Entah kenapa sejak awal pendaftaran, gue udah liat cewek itu. Sempat intip-intip namanya, dan namanya Ana, ya. Dan gue gak nyangka, akan sekelas dengannya. Jodoh kah?

Ana Wafirna, anak pertama dari dua bersaudara. Saat pertama kali lihat dia, dia seperti tidak suka dengan perkuliahan disini, namun lama-lama sifat aslinya mulai muncul dan ternyata dirinya sangat ceria, ya, gak se-kaku yang gue bayangin.

Gue Fahri, seharusnya gue udah kuliah semester 3 sekarang. Namun karena gue gak suka sama jurusan  yang dulu gue ambil, gue memilih untuk mengulang di jurusan yang baru dan begitu mengetahui ada cewek sesempurna Ana, gue sadar seharusnya gue bisa sama cerdasnya dengan dirinya biar dia tau dan notice gue kalau gue ‘tuh sebanding dengan dirinya.
Gue mungkin gak se-keren Remy dan gak bisa se-agresif dia, tapi faktanya, gue mau bisa deket dengan Ana. Tapi, gimana caranya? Jujur aja, sih, gue cemburu abis kalau liat Remy dekat dengan Ana. Apa yang harus gue lakuin agar mereka tidak dekat lagi, ya?
“Hoy, ngelamun aja lo!”
Gue yang sedang memainkan pulpen tiba-tiba dikagetkan dengan kehadiran Remy yang sedang menggenggam ponselnya. Saat melihat ponsel Remy, tiba-tiba gue kepikiran sesuatu.
“Eh, men, hp gue gak pulsa nih, boleh pinjem SMS gak?”
Ana POV’s

Remy jalan bersandingan denganku, entah mengapa, ada aroma manis nan menenangkan ditubuhnya yang membuatku ingin terus bersamanya. Dengan balutan celana jeans, kemeja berwarna hitam dan jaket berwarna abu-abu yang ia kenakan, membuat Remy sangat enak dipandang. Apalagi mata bulatnya sangat indah –tunggu, apa yang aku bilang? Indah? Enak dipandang? Ingin bersamanya? Duh, ngawur!

Tanpa terasa aku pun memperlambat langkahku. Aku ingin lebih lama berjalan bersandingan dengannya meski tidak ada satu katapun yang terucap dari bibir kami berdua. Seketika, aku ingin melihat penampilanku hari ini. Tanpa berkata padanya, aku langsung berbelok kearah toilet.
Toilet di siang hari rupanya tak seramai yang aku pikirkan. Dengan percaya diri aku melihat diriku di cermin besar yang memperlihatkan setiap lekuk tubuhku. Cukup dengan kemerja berwarna putih, jeans hitam dan balutan kalung aku merasa cukup percaya diri. Lalu, aku menambah polesan lipstick dibibirku.

Hey wait, kenapa aku segenit ini??

Remy POV’s


Tadinya gue jalan bareng Ana menuju kelas. Aroma tubuhnya semerbak banget, coy. Bikin gue betah nempel sama dia. Gaya simpelnya juga minta banget digandeng tapi gue harus tahan diri nanti dia malah ilfeel sama gue. Duh, jangan sampe deh!

Saat gue memasuki kelas, gue ngeliat sohib baru gue si Fahri ngelamun mainin pulpen kayak orang naber, tapi sayangnya saat gue kagetin dia, dia gak naber sih.
“Eh, men, hp gue gak pulsa nih, boleh pinjem SMS gak?”
Tentu saja sebagai sohib yang baik dan tidak sombong serta rajin menabung pulsa –gue jomlo men gak ada yang SMS gue, gue pinjemin deh.
“Okay, nih pake aja sesuka hati lo,”
Tiba-tiba gue inget belum pinjem buku ke perpus padahal kelas 15 menit lagi mulai, gue harus buru-buru nih.
“Btw, Ri, gue tinggal bentar ya belom pinjem buku ke perpus nih mati lah gue gak boleh masuk kelas entar!”
“Oh, iya iya Rem! Cepet ye!” kata Fahri mengingatkan.
“Sip! Nanti kalo udah kelar balikin aja ke tas gue!”
Fahri pun mengangguk patuh layaknya hewan peliharaan gue.

Normal POV’s


Ana pun keluar dari toilet dan mendapati Remy tengah berlari melewati dirinya. Aroma tubuh Remy pun tercium nan menenangkan untuknya.
Kenapa cowok bisa se-wangi itu sih? Bikin melting! Ucap Ana dalam hati.
Ana pun melihat jam yang menggantung indah ditangan kecilnya, ia melihat kalau kelas akan mulai 15 menit lagi, ia langsung bergegas menuju kelas. Ana pun duduk di row ke 3 lantaran di tempat itu masih ada satu kursi kosong yang tersisa. Sejujurnya ia ingin merasakan duduk di row ke 4 namun ia menghindari tempat paling belakang di kelas karena disanalah Remy duduk. Ana takut tidak fokus nantinya.

Fahri pun celingukan melihat sekeliling ketika ia menghirup aroma tubuh Ana yang semerbak wanginya dan ia pun mendapati Ana sudah duduk manis di serong sebelah kanannya. Wajah putihnya memerah lantaran sengatan matahari siang. Fahri pun mengecek aplikasi BBM yang ada di ponsel Remy.

Sejujurnya, dirinya meminjam ponsel Remy bukan untuk mengirim SMS tapi ia penasaran sedekat apa Remy dengan Ana. Saat di cek, ternyata begitu panjang dan banyak isi chatting mereka yang dilakukan rutin setiap hari.

Dengan suasana kelas yang panas dan hatinya yang mendadak panas, tanpa pikir panjang Fahri pun mengakhiri obrolan yang dilakukan Remy dan Ana di BBM. Ia pun langsung membuka kontak Ana disana, dan mengklik tulisan delete contact.

To be continue….

2 komentar:

  1. Yahhh ini mah beneran jadi compicated, ada orang ke3 nya pulakkk, dan kenapa namanya Fahri? Jadi inget aku minta oleh-oleh Fahri sama temenku yang di Mesir

    BalasHapus